Minggu, 12 Mei 2013


Siang itu masih dengan semilir udara panas di kampus kami, di kota kecil pinggiran sungai bengawan solo. Atmosfer liburan yang sebentar di akhir semester pertama kuliah masih terasa ketika kami sudah mulai menginjakkan kaki di kampus untuk kembali belajar. Kembali dengan rutinitas kami sebagai mahasiswa untuk bergelut dengan tugas dan mata kuliah yang membuat bosan. Tampak seseorang cowok tinggi tegap sedang duduk di depan batu penantian yang biasa jadi tongkrongan mahasiswa jurusan kami.  Aku menyapa  “ Arif, tumben jam segini udah nongol di kampus?’’ dengan nada bicara Arif yang besar dia menjawab “ kangen sama kalian”.  Aku tertawa kecil mendengar jawaban Arif tadi. 
Di pojokan lantai dua terlihat phipin dan Denni yang sedang asik ngobrol tentang liburan mereka. Aku dan Arif langsung naik ke lantai atas untuk bergabung dengan mereka. Tiba- tiba Faiz datang, “kami serentak berkata, yang pulang dari magetan pasti bahagia” maklum faiz itu anak kost kalau libur pasti pulang kampung. 
Mata kuliah awal di semester kedua kami kuliah adalah Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Sempat bertanya ini mata kuliah yang seperti apa. Ternyata mata kuliah yang mempelajari sejarah kebudayaan di Indonesia. Kami masuk kelas dengan dosen baru dari jurusan sejarah.
Tiba- tiba Denis datang padahal udah telat 20 menit.  “Dasar tukang telat’’ ujar Diatry teman sekelasku. Karena dosennya baik dan baru awal kali kuliah maka Denis di perbolehkan masuk kelas.

Cerita awal ini di mulai dari persahabatan delapan sosok manusia yang baru dekat di semester kedua kuliah. Dengan hobi dan cita- cita berbeda tapi belajar saling melengkapi.
 Aku adalah seorang cewek agak tomboy dengan tubuh kecil yang hobi bersepeda, touring  dan beladiri tapi udah lama nggak di lakukan karena semenjak kuliah sibuk dengan organisasi kampus. 
Arif sesosok cowok tinggi tegap dengan tubuh kekar  yang hobi beladiri dan pengen banget masuk AKMIL, yang tiap hari lari pagi dan sore sampai berkilo-kilo meter, saking cintanya dengan olahraga sampai pada suatu hari diajak nonton nggak mau dengan alesan belum olahraga...#dasar altet dadakan,,hehe. 
Faiz seorang cowok tinggi tegap juga seperti Arif tapi dia nggak kekar, malahan agak tambun dia paling suka sama girlband korea SNSD sampe- sampe playlist di hp nya lagu SNSD thok lho,,,,hahaha. Tapi jangan salah impian terbesarnya menjadi seorang Polisi lho laki banget ya,,,,#sedikit menyindir ( just kid iz ). 
Phipin cewek kalem berjilbab dan agak keras kepala tapi baik banget dia suka bingungan dan paling suka mepet kalo ada waktu ngumpulin tugas kuliah.
Denni cewek  tomboy hobinya suka naik gunung dan ikut pecinta alam di kampus, dia pengen banget kuliah di dua kampus. 
Denis cewek supel , rendah hati paling suka telat kalo masuk kuliah, paling muda diantara kami, suka banget sama boyband korea klop banget sama Faiz kalau lagi ngomongin tentang korea dan paling panikan. 
Diatry suka banget sama detektif conan sama juga dengan Aku tapi lebih tau Diatry daripada Aku dia yang paling rajin kalo ngerjain tugas dan paling nggak suka dia suka bad mood nggak pasti. Bety yang paling suka buat ketawa kami karena dia lucu dan polos dengan tingkahnya dan paling enak kalo diajak ngobrol, dia paling tenang pembawaannya.

Semua cita- cita dari mereka yang belum terpenuhi terlampiaskan di semester kedua kuliah.Mulai dari Arif dia yang sibuk untuk mendaftar AKMIL demi mewujudkkan cita- citanya. Selang beberapa minggu  setelah Arif sibuk mendaftar AKMIL  kini dilanjutkan Faiz dia juga sibuk berkelana ke banten untuk mendaftar AKPOL. Semakin sering ke kampus aku semakin sering tidak melihat keberadaan mereka. Paling jika melihat mereka Arif dan Faiz  salah satu dari mereka tidak ada.
 Suatu sore kebetulan saat kuliah sudah kosong kami sedang berkumpul semua lengkap berdelapan kami merencanakan untuk maen, tapi maen kemana itu yang jadi masalah karena bingung kami akhirnya muter- muter naek motor ke kampus ISI yang ada di jalan ringroad. Tapi kami akhirnya pergi ber 6 tanpa Bety dan Diatry maklum mereka saat itu masih naik bus, takut jika ketinggalan bus terakhir.




(Foto di Institute Seni Indonesia Ring road Mojosongo)

 

Esok harinya saat mata kuliah speaking Denis membawa gelang yang unik dan lucu bentuknya seperti gotri sepeda onthel warnanya hitam tapi agak semu abu- abu seperti warna almunium. Denis membawa 7 gelang termasuk punya dia, sudah di kasihkan ke Aku, Bety. Diatry, Phiphin, Faiz dan Arif tapi masih ketinggalan satu orang yang belum di kasih gelang itu.
“ Lha aku nggak di kasih nis?” tanya Denni yang merasa belum di kasih akhirnya meminta.
“Ini aja punya ku buatmu,” kata Denis sambil memberikan gelang ke Denni.
“ Lha kamu nggak pakai Nis,” tanya Denni. “Aku nggak usah pakai kan aku yang ngasih”, jawab Denis.
Aku menyeletuk bahwa ini adalah sebagai symbol “Gelang Persahabatan” yang akan mengikat persahabatan kita, persahabatan yang tak pernah pudar oleh waktu dan masa. #ah aku lebay ya,,,hehehe , karena  aku sayang kalian kog#.
Waktu semakin cepat berlalu bulan menginjak di bulan ke lima tepatnya bulan Mei. Disinilah aku semakin jarang melihat semua sahabat- sahabatku berkumpul di kampus. Denni jarang masuk kuliah karena dia setiap pagi Les buat mempersiapkan SNMPTN kesempatan keduanya. Faiz dan Arif pun seperti itu mereka sibuk mengikuti tes masuk  AKMIL dan AKPOL. Mereka tak  peduli dengan nilai mereka di semester dua ini, kerena mereka sibuk untuk mengejar cita- cita mereka. Padahal aku tau kalau mereka dilema jika gagal pasti semester depan banyak yang akan mengulang mata kuliah, tapi jangan takut kawan karena itu adalah resiko yang pasti akan terjadi. Paling aku sering melewatkan hari- hariku di kampus hanya dengan mereka berempat Phiphin, Diatry, Bety dan Denis.
Dua bulan kemudian aku mendapat kabar dari Denni bahwa dia gagal masuk UGM dan akhirnya dia memutuskan untuk kuliah Psikologi UMS dan melanjutkan D3 Bahasa Inggris UNS jadi dia double degree…#kereen yak,,,
Dan satu bulan berikutnya aku juga mendapat kabar dari Faiz kalau dia gagal masuk AKPOL setelah aku mendapat kabar dari mereka berdua aku masih penasaran dengan hasil tes Arif apakah dia gagal atau berhasil. Masih jadi tanya tanya bagi kami.
Pagi itu, tepatnya tanggal 19 Juli aku masih inget karena tertulis tanggal ini di buku diaryku. Aku duduk di taman sastra sambil membaca novel Ranah 3 warna novel kedua Ahmad Fuadi setelah novelnya Negeri Lima Menara.  Kita juga pernah nonton bareng berenam nonton Film Negeri Lima Menara di bioskop Matahari lho sampai aku hampir lupa kenangan itu. Wah tiket bioskop matahari itu kayak tiket parkir yak, kalo kena air hujan tulisannya bisa luntur,,haha.  
Tiba- tiba ponselku berdering tanda ada pesan baru masuk. Aku buka pesan itu dan ternyata Arif yang mengirimnya dia berkata
“Ka, Alhamdulillah aku di terima di AKMIL tolong sampaikan maafku buat teman- teman ya dan maaf jika tidak bisa pamitan”. Aku hanya bisa menjawab “ Alhamdulillah, akhirnya cita- cita sahabatku tercapai juga dan aku juga bilang akan memintakan maaf ke teman- teman semua dan aku bangga mempunyai sahabat sepertimu.”
Aku seneng banget mendengar kalau sahabatku berhasil meraih apa yang di inginkannya, tapi kadang aku juga merasa kehilangan karena pasti jarang lagi bertemu mereka.Tapi apalah arti kehilangan jika kita melihat orang- orang terdekat kita bahagia kita pasti juga ikut senang. Aku yakin pasti kita akan bisa bertemu lagi bersama-sama.

0 komentar :

Posting Komentar